Senin, 17 Oktober 2016

Keterkaitan Kurikulum dan Pembelajaran



Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak terpisahkan, meski berada pada posisi yang berbeda. Saylor menyatakan bahwa kurikulum dan pembelajaran bagaikan romeo dan juliet. Jika kita berbicara mengenai Romeo, maka kita juga akan berbicara masalah Juliet. Romeo tidak akan lengkap terasa tanpa juliet, demikian pula sebaliknya. Artinya, pembelajaran tanpa kurikulum sebagai rencana tidak akan efektif, atau bahkan bisa keluar dari tujuan yang telah dirumuskan. Kurikulum tanpa pembelajaran, maka kurikulum tersebut tidak akan berguna.
Selain itu, Olivia menyatakan bahwa kurikulum berkaitan dengan apa yang harus diajarkan, sedangkan pengajaran mengacu pada bagaimana cara mengajarkannya. Walaupun antara pembelajaran dengan pengajaran dalam hal ini memiliki perbedaan, namun keduanya memiliki kesamaan tolak ukur dalam kasus ini, yaitu bagaimana mengajarkan. Hanya saja pengajaran lebih terpusat pada guru sebagai pengajar, sedangkan pembelajaran menekankan pada penciptaan proses belajar antara pengajar dengan pelajar agar terjadi aktivitas belajar dalam diri pelajar.
Belajar sebagai kegiatan inti dari pembelajaran memiliki arti modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Yang perlu digaris bawahi pada kalimat tersebut adalah memperteguh kelakuan melalui pengalaman, ini membuktikan bahwa belajar sebagai kegiatan inti pembelajaran dipengaruhi oleh kurikulum yang notabenenya merupakan rancangan pengalaman belajar.
Persoalan yang timbul selanjutnya adalah bagaimana menyusun kurikulum untuk kepentingan pembelajaran agar dapat dilaksanakan dengan optimal. Hal ini berbenturan dengan fakta bahwa kurikulum telah dirancang secara standar (standarized curriculum). Ini berarti bahwa kurikulum yang sama digunakan digunakan pada setiap sekolah yang notabenenya masing-masing sekolah tersebut memiliki masalah pelaksanaan pembelajaran yang berbeda. Maka dari itu diperlukan pengembangan seperlunya yang disesuaikan dengan kondisi di sekolah. Hal ini bisa kita lihat pada perincian RPP.
Peter F. Olivia menggambarkan kemungkinan hubungan antara kurikulum dengan pembelajaran sebagai berikut.
1.            Model dualistis, pada model ini, kurikulum dan pembelajaran berdiri sendiri. Kurikulum yang seharusnya menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran tidak tampak. Begitu juga dengan pembelajaran yang seharusnya dapat dijadikan tolak ukur pencapaian tujuan kurikulum tidak terjadi.
2.            Model berkaitan, dalam model ini, kurikulum dengan pembelajaran saling berkaitan. Pada model ini, ada bagian kurikulum yang menjadi bagian dari pembelajaran, begitu juga sebaliknya.
3.            Model konsentris, pada model ini, keduanya memiliki hubungan dengan kemungkinan bahwa kurikulum adalah bagian dari pembelajaran atau pembelajaran adalah bagian dari kurikulum.
4.            Model siklus, pada model ini, antara kurikulum dan pembelajaran di anggap dua hal yang terpisah namun memiliki hubungan timbal balik. Di satu sisi, kurikulum merupakan rencana tertulis sebagai panduan pelaksanaan pembelajaran, di sisi lain pembelajaran mempengaruhi pada perancangan kurikulum selanjutnya.
            Sehingga dapat disimpulkan untuk mendapatkan proses pembelajaran yang baik dan berimbas pada hasil yang diperoleh peserta didik pun baik maka penyusunan kurikulumnya pun haruslah diperhatikan dengan baik pula, karena kurikulum sebagai pedoman di dalam proses pembelajaran di sekolah, kurikulumlah yang mengatur guru, siswa dan juga kepala sekolah. Sehingga jalannya proses pembelajaran tersebut sudah ada yang mengatur supaya mengarah pada suatu pencapaian yang maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar