Sabtu, 17 September 2016

Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran)





Kali ini aku mau share tentang Ghazwul Fikri atau perang pemikiran. itu merupakan salah satu materi yang aku dapet saat aku mengikuti LSP PAI di kuliah ku semester 1. Semoga bermanfaat ^^

Pada masa ini, perang tidak lagi diidentikan sebagai gesekan fisik atau dengan senjata. Meskipun masih ada peperangan dengan senjata atau fisik seperti di gaza (palestina), Suriah, dan gejolak Mesir, ghazwul fikri tetap pada dominasi utama.
Perang pada dasarnya muncul akibat kondisi umat yang jahil (bodoh). Kondisi umat yang jahil ini dapat dilihat kriterianya dalam Qs. Al-Maidah : 50 dan Qs. Az-Zumar : 64. Bodoh (jahil) yang dimaksud dalam Al- Qur’an ini tidak hanya yang kurang dalam pengetahuan tetapi moral dan kecerdasan hati.
Umat yang bodoh akan menghasilkan perang. Dan, perang terbagi atas 3 (tiga) media yaitu:
1.      As-Siyasiyah (politik) : Qs.6:123;
2.      Al-Asqariyah (militer) : Qs.2:217
3.      Al-Iqtishodiyah (ekonomi) : Qs.9:34
Tujuan dari adanya Ghazwul Fikri adalah :
1.      Ifsaad al-akhlaq (merusak akhlak) Qs.15:29
2.      Tahthiim al-fikrah (menghancurkan fikrah) Qs.4:60
3.      Idzabah asy-syakhsiyah (melarutkan kepribadian) Qs.68:6, 4:89
Secara bahasa : ghazwul fikri berasal dari kata ‘alghaz’ dan ‘fikr’. Artinya adalah perang pemikiran. Dan lebihtepatnya lagi kalau kita sebut sebagai perang peradaban. Secara istilah : penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal yang tidak islami.
Sebab musabab lahirnya ‘Ghazwul Fikri’.
Kenapa lahir Ghazwul Fikri? Ghazwul Fikri atau perang pemikiran dimulai ketika kaum salibis dikalahkan sebanyak 9 kali dalam perang besar oleh kaum  muslimin. Kemenangan kaum muslimin yang spektakuler karena semua peperangan terjadi diluar perkiraan akal manusia. Misalnya, panglima Besar Islam Khalid ibn Walidn Ra dengan 3000 pasukan pernah mengalahkan 100.000 pasukan romawi.
Mereka berfikir keras bagaimana cara mengalahkan umat islam, akhirnya mereka ingin mendalami islam terlebih dahulu. Sesungguhnya kaum salibis memang luar biasa sampai dalam sejarah diungkap seorang dari mereka rela menginggalkan anak dan istrinya hanya untuk berkeliling di negeri-negeri islam.
Diantara pernyataan mereka adalah :”Percuma saja kita berperang melawan umat Islam selama mereka berpegang teguh pada agama mereka (Al Quran dan Sunah). Jika komitmen mereka terhadap agama mereka  kuat, kita tidak dapat berbuat apa-apa, karena itu tugas kita sebetulnya adalah menjauhkan umat islam dari agama mereka, barulah kita akan mudah mengalahkan umat Islam. “Gladstone.
Salah seorang perdana menteri inggris menyimpulkan : “selama Al Quran itu berada ditangan umat islam, tidak mungkin Eropa akan menguasai dunia timur.”
Perubahan Strategi Dalam Melawan Islam
Strategi perang melawan umat islam kemudian diubah dari perang fisik ke perang pemikiran. Berbagai upaya dibuat untuk mengalihkan umat islam dari agamanya. Serangan demi serangan dilancarkan melalui hiburan, olahraga, dan segmen yang menarik lainnya, sehingga tanpa disadari umat islam sudah mengikuti mereka bahkan dengan terang-terangan menjadi pendukung setia disetiap program-program yang mereka adakan.
Awas Bahaya Perang Pemikiran (Ghazwul Fikri)
Beberapa jenis ghazwul fikri atau perang pemikiran yang perlu diwaspadai pada saat ini diantaranya:
1.     Perusakan Akhlak
Dalam berbagai media massa musuh-musuh islam melancarkan program-program yang bertujuan untuk merusak akhlak generasi muslim mulai dari anak-anak, remaja maupun dewasa. Diantara perusakan itu adalah lewat majalah, televisi serta musik. Dalam media-media tersebut selalu saja disuguhkan penampilan tokoh-tokoh terkenal yang pola hidupnya jelas-jelas jauh dari nilai-nilai islami. Mulai dari cara berpakaian, gaya hidup dan ucapan-ucapan yang mereka lontarkan. Dengan cara itu mereka telah berhasil membuat idola-idola baru yang generasi islam berkiblat kepada mereka.
2.     Perusakan Pola Fikir
Dengan memanfaatkan media, baik cetak ataupun elektronik, mereka juga segara menyajikan berita yang tidak jelas kebenarannya, terutama yang berkenaan dengan kaum muslimin. Seringkali mereka menyematkan gelar seperti ‘teroris’, ‘fundamentalis’, ‘ekstrim’ dst kepada kaum muslimin yang berjuang mempertahankan kemerdekaan negeri mereka dari penguasaan para penjajah yang zalim.
Sementara itu mereka mendiamkan setiap aksi para perusak serta penindas yang sejalan dengan mereka seperti Zionis Yahudi yang menjajah Palestina. Berita yang sampai kepada kaum muslimin benar-benar jauh dari realitas bahkan sengaja diputarbalikan dari kenyataan yang terjadi.
3.     Sekulerisasi Pendidikan
Hampir diseluruh negeri muslim telah berdiri model pendidikan sekolah yang lepas dari nilai-nilai keagamaan. Mereka sengaja memisahkan antara agama dan ilmu pengetahuan di sekolah sehingga munculah generasi-generasi terdidik yang jauh dari agamanya.
Sekolah macam inilah yang mereka dirikan di bumi islam pada masa penjajahan (iperealisme) untuk menghancurkan islam dari tubuhnya sendiri.
4.     Pemurtadan
Ini adalah program yang paling jelas kita saksikan. Secara terang-terangan orang-orang non muslim menawarkan bantuan ekonomi, mulai dari bahan makanan, rumah, jabatan, beasiswa dan lainnya untuk menggoyahkan iman kaum muslimin.
Samuel Zwemmer dalam konferensi Al Quds untuk para pastur pada tahun 1935 mengatakan: “Sebenarnya tugas kalian bukan mengeluarkan orang-orang islam dari agamanya menjadi pemeluk agama kalian, akan tetapi menjauhkan mereka dari agama mereka (Al Quran dan Sunah) sehingga mereka menjadi orang-orang yang putus hubungan dengan Tuhannya dan sesamanya (saling bermusuhan) menjadi terpecah belah dan jauh dari persatuan. Dengan generasi-generasi baru yang akan memenangkan kalian dan menindas kaum mereka sendiri sesuai dengan tujuan kalian”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar