Sabtu, 17 September 2016

Tipe Pembelajaran Kooperatif



Sebagai calon guru yang baik, sangatlah harus mempersiapkan strategi pembelajaran guna membantu siswa agar cepat mengerti materi yang disampaikan. Banyak tipe pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru-guru sebelumnya, salah satunya tipe pembelajaran  kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran (Lie, 2004).
Menurut Lundgren (Solihani, 2006:8), dalam pembelajaran kooperatif terkandung unsur-unsur sebagai berikut, yaitu : (1) siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka ”tenggelam atau berenang bersama”, (2) siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, (3) siswa harus berpandangan bahwa sebagai anggota kelompok harus memiliki tujuan yang sama, (4) siswa harus membagi tugas satu sama lain, (5) siswa akan diberi evaluasi atau penghargaan yang ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok, (6) siswa berbagi kepemimpinan dan memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar, (7) siswa diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani oleh kelompok kooperatif.
Sejalan dengan itu, Slavin dalam Solihani (2006:9) mengemukakan juga pandangannya mengenai karakteristik dari pembelajaran kooperatif. Dia mengemukakan bahwa yang membedakan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran lain adalah dari segi karakteristiknya, yaitu pada pembelajaran kooperatif mengacu pada keberhasilan kelompok, menekan peranan anggota, mengandalkan sumber atau bahan, menekankan interaksi, mengutamakan tanggung jawab individu, menciptakan peluang untuk kemenangan bersama, mengutamakan hubungan pribadi, menitikberatkan kepada kepemimpinan bersama, menekankan penilaian atau penghargaan kelompok.
Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada lima unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Menurut Roger dan David Jhonson (Lie, 2004:31) bahwa lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan, yaitu :
1.  Saling ketergantungan positif
Dalam pembelajaran kooperatif, sekelompok siswa saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kerja sama yang sangat baik dari anggota kelompok. Wujud dari saling ketergantungan positif ini adalah hidup mati bersama-sama. Artinya jika keberhasilan dari seseorang dalam suatu kelompok maka akan membantu anggota kelompok tersebut untuk mencapai keberhasilan tersebut, sebaliknya kegagalan seseorang dalam kelompok itu maka merupakan kegagalan bagi kelompoknya.
2.  Tanggung jawab perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya, maka setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.
3.  Tatap muka
Siswa belajar dalam kelompok saling berhadapan dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain. Hasil pemikiran beberapa orang akan lebih kaya dari pada hasil pemikiran satu orang saja. Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar dari pada jumlah hasil masing-masing anggota. Inti dari hal ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing.
4.  Komunikasi antar anggota
Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka, sehingga setiap siswa harus mempunyai keterampilan berkomunikasi yaitu keahlian mendengarkan dan berbicara.
5.      Evaluasi proses kelompok
Evaluasi terhadap kerja kelompok dan hasil kerja sama dalam kelompok dimaksudkan agar pada kegiatan selanjutnya siswa bisa bekerjasama lebih baik lagi. Dengan demikian tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah mengoptimalisasikan kompetensi individu menjadi kompetensi kelompok dalam pembelajaran bersama.

Dipandang dari teknik pelaksanaan pembelajarannya, Lie (2004:54) membedakan pembelajaran kooperatif dalam beberapa teknik yaitu make a match (mencari pasangan), think pair share (berpikir-berpasangan-berbagi), bertukar pasangan, berkirim salam dan soal, numbered heads together (kepala bernomor), two stay two stray (dua tamu dua tinggal), keliling kelompok, kancing gemerincing, inside-outside circle (lingkaran kecil lingkaran besar), tari bambu, jigsaw, dan paired storytelling (bercerita berpasangan).
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar