Kali ini aku mau share tentang Ghazwul Fikri atau perang pemikiran. itu merupakan salah satu materi yang aku dapet saat aku mengikuti LSP PAI di kuliah ku semester 1. Semoga bermanfaat ^^
Pada masa ini, perang tidak lagi diidentikan sebagai gesekan
fisik atau dengan senjata. Meskipun masih ada peperangan dengan senjata atau
fisik seperti di gaza (palestina), Suriah, dan gejolak Mesir, ghazwul fikri
tetap pada dominasi utama.
Perang pada dasarnya muncul akibat kondisi umat yang jahil
(bodoh). Kondisi umat yang jahil ini dapat dilihat kriterianya dalam Qs.
Al-Maidah : 50 dan Qs. Az-Zumar : 64. Bodoh (jahil) yang dimaksud dalam Al-
Qur’an ini tidak hanya yang kurang dalam pengetahuan tetapi moral dan
kecerdasan hati.
Umat yang bodoh akan menghasilkan perang. Dan, perang
terbagi atas 3 (tiga) media yaitu:
1. As-Siyasiyah (politik) : Qs.6:123;
2. Al-Asqariyah (militer) : Qs.2:217
3. Al-Iqtishodiyah (ekonomi) : Qs.9:34
Tujuan dari adanya Ghazwul Fikri adalah :
1. Ifsaad al-akhlaq (merusak akhlak) Qs.15:29
2. Tahthiim al-fikrah (menghancurkan fikrah) Qs.4:60
3. Idzabah asy-syakhsiyah (melarutkan kepribadian) Qs.68:6,
4:89
Secara
bahasa : ghazwul fikri berasal dari kata
‘alghaz’ dan ‘fikr’. Artinya adalah perang
pemikiran. Dan lebihtepatnya lagi kalau kita sebut sebagai perang peradaban. Secara istilah : penyerangan dengan berbagai cara terhadap
pemikiran umat islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak lagi
bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan
hal-hal yang tidak islami.
Sebab musabab lahirnya ‘Ghazwul
Fikri’.
Kenapa lahir Ghazwul Fikri? Ghazwul Fikri atau perang
pemikiran dimulai ketika kaum salibis dikalahkan sebanyak 9 kali dalam perang
besar oleh kaum muslimin. Kemenangan
kaum muslimin yang spektakuler karena semua peperangan terjadi diluar perkiraan
akal manusia. Misalnya, panglima Besar Islam Khalid ibn Walidn Ra dengan 3000
pasukan pernah mengalahkan 100.000 pasukan romawi.
Mereka berfikir keras bagaimana cara mengalahkan umat islam,
akhirnya mereka ingin mendalami islam terlebih dahulu. Sesungguhnya kaum
salibis memang luar biasa sampai dalam sejarah diungkap seorang dari mereka
rela menginggalkan anak dan istrinya hanya untuk berkeliling di negeri-negeri
islam.
Diantara pernyataan mereka adalah :”Percuma saja kita berperang melawan umat Islam selama mereka
berpegang teguh pada agama mereka (Al Quran dan Sunah). Jika komitmen mereka
terhadap agama mereka kuat, kita tidak
dapat berbuat apa-apa, karena itu tugas kita sebetulnya adalah menjauhkan umat
islam dari agama mereka, barulah kita akan mudah mengalahkan umat Islam.
“Gladstone.
Salah seorang perdana menteri inggris menyimpulkan : “selama Al Quran itu berada ditangan umat
islam, tidak mungkin Eropa akan menguasai dunia timur.”
Perubahan Strategi Dalam
Melawan Islam
Strategi perang melawan umat islam kemudian diubah dari
perang fisik ke perang pemikiran. Berbagai upaya dibuat untuk mengalihkan umat
islam dari agamanya. Serangan demi serangan dilancarkan melalui hiburan,
olahraga, dan segmen yang menarik lainnya, sehingga tanpa disadari umat islam
sudah mengikuti mereka bahkan dengan terang-terangan menjadi pendukung setia
disetiap program-program yang mereka adakan.
Awas Bahaya Perang
Pemikiran (Ghazwul Fikri)
Beberapa jenis ghazwul fikri atau perang pemikiran yang
perlu diwaspadai pada saat ini diantaranya:
1.
Perusakan Akhlak
Dalam berbagai media massa musuh-musuh islam melancarkan
program-program yang bertujuan untuk merusak akhlak generasi muslim mulai dari
anak-anak, remaja maupun dewasa. Diantara perusakan itu adalah lewat majalah,
televisi serta musik. Dalam media-media tersebut selalu saja disuguhkan
penampilan tokoh-tokoh terkenal yang pola hidupnya jelas-jelas jauh dari
nilai-nilai islami. Mulai dari cara berpakaian, gaya hidup dan ucapan-ucapan
yang mereka lontarkan. Dengan cara itu mereka telah berhasil membuat idola-idola
baru yang generasi islam berkiblat kepada mereka.
2.
Perusakan Pola Fikir
Dengan memanfaatkan media, baik cetak ataupun elektronik,
mereka juga segara menyajikan berita yang tidak jelas kebenarannya, terutama
yang berkenaan dengan kaum muslimin. Seringkali mereka menyematkan gelar
seperti ‘teroris’, ‘fundamentalis’, ‘ekstrim’ dst kepada kaum muslimin yang
berjuang mempertahankan kemerdekaan negeri mereka dari penguasaan para penjajah
yang zalim.
Sementara itu mereka mendiamkan setiap aksi para perusak serta
penindas yang sejalan dengan mereka seperti Zionis Yahudi yang menjajah
Palestina. Berita yang sampai kepada kaum muslimin benar-benar jauh dari
realitas bahkan sengaja diputarbalikan dari kenyataan yang terjadi.
3.
Sekulerisasi Pendidikan
Hampir diseluruh negeri muslim telah berdiri model
pendidikan sekolah yang lepas dari nilai-nilai keagamaan. Mereka sengaja
memisahkan antara agama dan ilmu pengetahuan di sekolah sehingga munculah
generasi-generasi terdidik yang jauh dari agamanya.
Sekolah macam inilah yang mereka dirikan di bumi islam pada
masa penjajahan (iperealisme) untuk menghancurkan islam dari tubuhnya sendiri.
4.
Pemurtadan
Ini adalah program yang paling jelas kita saksikan. Secara
terang-terangan orang-orang non muslim menawarkan bantuan ekonomi, mulai dari
bahan makanan, rumah, jabatan, beasiswa dan lainnya untuk menggoyahkan iman
kaum muslimin.
Samuel Zwemmer dalam konferensi Al Quds untuk para pastur
pada tahun 1935 mengatakan: “Sebenarnya
tugas kalian bukan mengeluarkan orang-orang islam dari agamanya menjadi pemeluk
agama kalian, akan tetapi menjauhkan mereka dari agama mereka (Al Quran dan
Sunah) sehingga mereka menjadi orang-orang yang putus hubungan dengan Tuhannya
dan sesamanya (saling bermusuhan) menjadi terpecah belah dan jauh dari
persatuan. Dengan generasi-generasi baru yang akan memenangkan kalian dan
menindas kaum mereka sendiri sesuai dengan tujuan kalian”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar