Sebagai calon guru yang baik, sangatlah harus
mempersiapkan strategi pembelajaran guna membantu siswa agar cepat
mengerti materi yang disampaikan. Banyak tipe pembelajaran yang telah
diterapkan oleh guru-guru sebelumnya, salah satunya tipe pembelajaran
kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan
sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda. Dalam menyelesaikan tugas
kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling
membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif,
belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum
menguasai bahan pelajaran (Lie, 2004).
Menurut
Lundgren (Solihani, 2006:8), dalam pembelajaran kooperatif terkandung
unsur-unsur sebagai berikut, yaitu : (1) siswa harus memiliki persepsi bahwa
mereka ”tenggelam atau berenang bersama”, (2) siswa harus memiliki tanggung
jawab terhadap kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap dirinya sendiri,
(3) siswa harus berpandangan bahwa sebagai anggota kelompok harus memiliki tujuan
yang sama, (4) siswa harus membagi tugas satu sama lain, (5) siswa akan diberi
evaluasi atau penghargaan yang ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok, (6)
siswa berbagi kepemimpinan dan memperoleh keterampilan bekerja sama selama
belajar, (7) siswa diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang
ditangani oleh kelompok kooperatif.
Sejalan
dengan itu, Slavin dalam Solihani (2006:9) mengemukakan juga pandangannya
mengenai karakteristik dari pembelajaran kooperatif. Dia mengemukakan bahwa
yang membedakan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran lain adalah dari
segi karakteristiknya, yaitu pada pembelajaran kooperatif mengacu pada
keberhasilan kelompok, menekan peranan anggota, mengandalkan sumber atau bahan,
menekankan interaksi, mengutamakan tanggung jawab individu, menciptakan peluang
untuk kemenangan bersama, mengutamakan hubungan pribadi, menitikberatkan kepada
kepemimpinan bersama, menekankan penilaian atau penghargaan kelompok.
Model
pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada
lima unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian
kelompok yang dilakukan asal-asalan. Menurut Roger dan David Jhonson (Lie,
2004:31) bahwa lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan,
yaitu :
1. Saling
ketergantungan positif
Dalam pembelajaran
kooperatif, sekelompok siswa saling bergantung satu sama lain untuk mencapai
tujuan bersama. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kerja sama yang
sangat baik dari anggota kelompok. Wujud dari saling ketergantungan positif ini
adalah hidup mati bersama-sama. Artinya jika keberhasilan dari seseorang dalam
suatu kelompok maka akan membantu anggota kelompok tersebut untuk mencapai
keberhasilan tersebut, sebaliknya kegagalan seseorang dalam kelompok itu maka
merupakan kegagalan bagi kelompoknya.
2. Tanggung
jawab perseorangan
Unsur ini
merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Oleh karena keberhasilan
kelompok sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya, maka setiap siswa akan
merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.
3. Tatap
muka
Siswa belajar
dalam kelompok saling berhadapan dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan
memberikan kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain. Hasil
pemikiran beberapa orang akan lebih kaya dari pada hasil pemikiran satu orang
saja. Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar dari pada jumlah
hasil masing-masing anggota. Inti dari hal ini adalah menghargai perbedaan,
memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing.
4. Komunikasi
antar anggota
Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para
anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan
pendapat mereka, sehingga setiap siswa harus mempunyai keterampilan
berkomunikasi yaitu keahlian mendengarkan dan berbicara.
5.
Evaluasi proses kelompok
Evaluasi terhadap kerja kelompok dan hasil kerja sama dalam
kelompok dimaksudkan agar pada kegiatan selanjutnya siswa bisa bekerjasama
lebih baik lagi. Dengan demikian
tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah mengoptimalisasikan kompetensi
individu menjadi kompetensi kelompok dalam pembelajaran bersama.
Dipandang
dari teknik pelaksanaan pembelajarannya, Lie (2004:54) membedakan pembelajaran
kooperatif dalam beberapa teknik yaitu make
a match (mencari pasangan), think
pair share (berpikir-berpasangan-berbagi), bertukar pasangan, berkirim
salam dan soal, numbered heads together
(kepala bernomor), two stay two stray
(dua tamu dua tinggal), keliling kelompok, kancing gemerincing, inside-outside circle (lingkaran kecil
lingkaran besar), tari bambu, jigsaw,
dan paired storytelling (bercerita
berpasangan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar