Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal
yang tidak terpisahkan, meski berada pada posisi yang berbeda. Saylor
menyatakan bahwa kurikulum dan pembelajaran bagaikan romeo dan juliet. Jika
kita berbicara mengenai Romeo, maka kita juga akan berbicara masalah Juliet.
Romeo tidak akan lengkap terasa tanpa juliet, demikian pula sebaliknya.
Artinya, pembelajaran tanpa kurikulum sebagai rencana tidak akan efektif, atau
bahkan bisa keluar dari tujuan yang telah dirumuskan. Kurikulum tanpa
pembelajaran, maka kurikulum tersebut tidak akan berguna.
Selain itu, Olivia menyatakan bahwa kurikulum
berkaitan dengan apa yang harus diajarkan, sedangkan pengajaran mengacu pada
bagaimana cara mengajarkannya. Walaupun antara pembelajaran dengan
pengajaran dalam hal ini memiliki perbedaan, namun keduanya memiliki kesamaan
tolak ukur dalam kasus ini, yaitu bagaimana mengajarkan. Hanya saja pengajaran
lebih terpusat pada guru sebagai pengajar, sedangkan pembelajaran menekankan
pada penciptaan proses belajar antara pengajar dengan pelajar agar terjadi
aktivitas belajar dalam diri pelajar.
Belajar sebagai kegiatan inti dari pembelajaran
memiliki arti modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman. Yang perlu digaris bawahi pada kalimat tersebut adalah
memperteguh kelakuan melalui pengalaman, ini membuktikan bahwa belajar sebagai
kegiatan inti pembelajaran dipengaruhi oleh kurikulum yang notabenenya
merupakan rancangan pengalaman belajar.
Persoalan yang timbul selanjutnya adalah
bagaimana menyusun kurikulum untuk kepentingan pembelajaran agar dapat
dilaksanakan dengan optimal. Hal ini berbenturan dengan fakta bahwa kurikulum
telah dirancang secara standar (standarized curriculum). Ini berarti
bahwa kurikulum yang sama digunakan digunakan pada setiap sekolah yang notabenenya
masing-masing sekolah tersebut memiliki masalah pelaksanaan pembelajaran yang
berbeda. Maka dari itu diperlukan pengembangan seperlunya yang disesuaikan
dengan kondisi di sekolah. Hal ini bisa kita lihat pada perincian RPP.
Peter F. Olivia menggambarkan kemungkinan
hubungan antara kurikulum dengan pembelajaran sebagai berikut.
1.
Model dualistis, pada model ini, kurikulum dan
pembelajaran berdiri sendiri. Kurikulum yang seharusnya menjadi pedoman dalam
pelaksanaan pembelajaran tidak tampak. Begitu juga dengan pembelajaran yang
seharusnya dapat dijadikan tolak ukur pencapaian tujuan kurikulum tidak
terjadi.
2.
Model berkaitan, dalam model ini, kurikulum
dengan pembelajaran saling berkaitan. Pada model ini, ada bagian kurikulum yang
menjadi bagian dari pembelajaran, begitu juga sebaliknya.
3.
Model konsentris, pada model ini, keduanya
memiliki hubungan dengan kemungkinan bahwa kurikulum adalah bagian dari
pembelajaran atau pembelajaran adalah bagian dari kurikulum.
4.
Model siklus, pada model ini, antara kurikulum
dan pembelajaran di anggap dua hal yang terpisah namun memiliki hubungan timbal
balik. Di satu sisi, kurikulum merupakan rencana tertulis sebagai panduan
pelaksanaan pembelajaran, di sisi lain pembelajaran mempengaruhi pada
perancangan kurikulum selanjutnya.
Sehingga dapat disimpulkan untuk mendapatkan proses
pembelajaran yang baik dan berimbas pada hasil yang diperoleh peserta didik pun
baik maka penyusunan kurikulumnya pun haruslah diperhatikan dengan baik pula,
karena kurikulum sebagai pedoman di dalam proses pembelajaran di sekolah,
kurikulumlah yang mengatur guru, siswa dan juga kepala sekolah. Sehingga
jalannya proses pembelajaran tersebut sudah ada yang mengatur supaya mengarah
pada suatu pencapaian yang maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar