A.
Pengertian Kurikulum Muatan Lokal
Sejak Tahun 1994,
Pengertian dari kurikulum muatan lokal sudah ada yaitu materi pelajaran yang
diajarkan secara terpisah, menjadi kajian tersendiri. Sedangkan Menurut
Soewardi pengertian kurikulum muatan lokal adalah materi pelajaran dan
pengenalan berbagai ciri khas daerah tertentu, bukan saja yang terdiri dari
keterampilan, kerajinan, tetapi jaga manifestasi kebudayaan daerah legenda
serta adat istiadat.
Berdasasarkan
hasil keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan menengah Nomor
173/-C/Kep/M/87 tertanggal 7 Oktober 1987 Pengertian kurikulum
muatan lokal ialah program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya
dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah
dan wajib dipelajari oleh murid didaerah tersebut.
B.
Landasan
Kurikulum Muatan Lokal
Pasal 37 Undang-Undang Republik
Indonesia No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN)
mencantumkan bahwa kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaian
dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang
masing-masing satuan pendidikan.
Pasal 38 menyatakan bahwa pelaksanaan
pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku
secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan, serta kebutuhan
lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan.
C.
Tujuan Kurikulum Muatan Lokal
Secara
umum tujuan program pendidikan muatan lokal adalah mempersiapkan murid agar
mereka memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungannya serta sikap dan
perilaku bersedia melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam, kualitas
sosial, dan kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional maupun pembangunan
setempat. Tujuan penerapan muatan lokal pada dasarnya dapat dibagi dalam dua
kelompok tujuan, yaitu tujuan langsung dan tujuan tidak langsung. Tujuan
langsung adalah tujuan dapat segera dicapai. Sedangkan tujuan tidak langsung
merupakan tujuan yang memerlukan waktu yang relatif lama untuk mencapainya.
Tujuan tidak langsung pada dasarnya merupakan dampak dan tujuan langsung.
a. Tujuan langsung
- Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid.
- Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan.
- Murid dapat menerapkanpengetahuan dan keterampilan yangdipelajarinyauntuk memecahkan masalah yang ditemukan di sekitarnya.
- Murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya yang terdapat di daerahnya.
b. Tujuan tak langsung
1)
Murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya.
2)
Murid diharapkan dapat menolong orang tuanya dan menolong dirinya sendiri dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
3)
Murid menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan
terhadap lingkungannya sendiri.
D.
Fungsi
Kurikulum Muatan Lokal
Kurikulum
muatan lokal terdiri dari tiga fungsi yaitu:
- Fungsi Penyesuaian
Sekolah
berada dalam lingkungan masyarakat. Karena itu program-program sekolah harus
disesuaikan dengan lingkungan Demikian pula pribadi-pribadi yang ada dalam
sekolah hidup dalam lingkungan, sehingga perlu diupayakan agar pribadi dapat
menyesuaikan diri dan akrab dengan lingkungannya.
- Fungsi Integrasi
Murid
merupakan bagian integral dari masyarakat, karena itu muatan lokal harus
merupakan program pendidikan yang be rfungsi untuk mendidik pribadi-pribadi
yang akan memberikan sumbangan kepada masyarakat atau berfungsi untuk
membentukdan mengi ntegrasikan pribadi kepada masyarakat.
- Fungsi Perbedaan
Pengakuan
atas perbedaan berarti pula memberi kesempatan bagi pribadi untuk memilih apa
yang diinginkannya. Karena itu muatan lokal harus merupakan program pendidikan
yang bersifat luwes, yang dapat memberikan pelayanan terhadap perbedaan minat
dan kemampuan murid. Ini tidak berarti mendidik pribadi menjadi orang yang
individualistik tetapi muatan lokal harus dapat berfungsi mendorong pribadi ke
arah kemajuan sosialnya dalam masyarakat.
E.
Pengembangan
Muatan Lokal
Bahan muatan lokal dapat tercantum pada intra kurikuler,
misalnya mata pelajaran kesenian dan ketrampilan, bahasa daerah dan inggris.
Sedang bahan muatan lokal yang dilaksanakan secara ekstra kurikuler bahan
dikembangkan dari pola kehidupan dalam lingkungannya.
Karena bahan muatan lokal sifatnya mandiri dan tidak
terikat oleh pusat, maka peranan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
dalam muatan lokal ini sanagat menentukan . Untuk pengembangannya,
langkah-langkah yang dapat ditempuh :
1. Menyusun Perencanaan Muatan Lokal
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran selalu menyangkut
berbagai unsur atau komponen . Menyusun perencanaan muatan lokal juga akan
menyangkut berbagai sumber, pengajar, metode, media, dana dan evaluasi.
Merencanakan bahan muatan lokal yang akan diajarkan
antara lain dengan :
a. Mengidentifikasikan segala sesuatu yang mungkin dapat
dijadikan bahan muatan lokal
b. Menyeleksi bahan muatan lokal dengan kriteria sebagai
berikut :
1) Sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan peserta
didik.
2) Tidak bertengan dengan Pancasila dan aturan adat yang
berlaku.
3) Letaknya terjangkau dari sekolah.
4) Ada nara sumber baik didalam maupun diluar sekolah.
5) Bahan/ajaran tersebut merupakan ciri khas daerah
tersebut.
c. Menyusun GBPP yang bersangkutan
d. Mencari sumber bahan yang tertulis maupun yang tidak
tertulis
e. Mengusahan sarana/prasarana yang relevan dan
terjangkau.
2. Pembinaan dan Pengembangan Muatan Lokal
Pembinaan perlua ditangani oleh tenaga-tenaga yang
profesioanal dan dilakukan secara kontinue, karena dalam pelaksanaan dilapangan
kadang-kadang siswa lebih mahir dari pada gurunya , karena siswa sudah biasa
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dimaksud, misalnya anak petani, anak
pengrajin, bengkel, peternak dan sebagainya, yang akibatnya akan terjadi
pembuangan tenaga, waktu dan biaya.
3. Pengembangan Muatan Lokal
Ada dua arah pengembangan dalam muatan lokal, yaitu :
a. Pengembangan untuk jangka jauh
Agar para siswa dapat melatih keahlian dan ketrampilan
yang sesuai dengan harapan yang nantinya dapat membantu diriny, keluarga,
masyarakat dan akhirnya membantu pembangunan nusa dan bangsanya. Oleh karena
itu perkembangan muatan lokal dalam jangka panjang harus direncanakan secara
sistematik oleh sekolah, keluarga, dan masyarakat setempat dengan perantara
pakar-pakar pada instasi terkait baik negeri maupun swasta. Untuk muatan lokal
disekolah dasar masih bersifat concentris, kemudian dilaksanakan secara
kontinyu disekolah menengah pertama dan akan terjadi konvergensi disekolah
menengah atas.
b. Pengembangan untuk jangka pendek
Perkembangan muatan lokal dalam jangka pendek dapat
dilakukan oleh sekolah setempat dengan cara menyusun kurikulum muatan lokal
kemudian menyusun GBPP-nya dan direvisi setiap saat.
Dalam Pengembangan selanjutnya ada dua hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
- Perluasan muatan lokal
Dasarnya adalah bahan muatan lokal yang ada di daerah itu
yang terdiri dari berbagai jenis jenis muatan lokal misalnya : pertanian, kalau
sudah dianggap cukup ganti peternakan, perikanan, kerajianan dan sebagainya.
Siswa cukup diberi dasar-dasarnya saja dari berbagai muatan lokal sedang
pendalamanya dilaksanakan pada periode berikutnya.
- Pendalaman muatan lokal
Dasarnya adalah bahan muatan lokal yang sudah ada
kemudian diperdalam samapai mendalam, misalnya masalah pertanian dibicarakan
dan dilaksanakan mengenai bagaimana cara memupuk, memelihara, mengembangkan,
pemasarannya dan sebagainya. Oleh karena itu
pelajaran ini diberikan pada siswa yang telah dewasa.
Berhasil atau tidaknya pengembangan disekolah tergantung
pada :
1 ) Kekreatifan guru.
2) Kesesuaian program
3) Ketersediaan sarana dan prasarana
4) cara pengeloaan
5) Kesiapan siswa
6) Partisipasi masyarakat setempat
7) Pendekatan kepala sekolah dengan nara sumber dan
instansi terkait
Adapun cara menentukan bahan pelajaran muatan lokal untuk
satu bidang studi dapat dilaksanakan dengan empat cara :
1. Bagi bidang studi yang sudah punya GBPP, disusun pokok
bahasan/ sub pokok bahasan, kemudian dipilih bahan mana yang berkriteria muatan
lokal.
2. GBPP yang telah dipilih, sesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat.
3. Pola kehidupan dalam lingkungan alam, dijadikan sumber
sebagai GBPP yang mungkin sesuai dengan GBPP atau tidak sesuai dengan GBPP yang
telah ada.
4. Pola kehidupan dalam lingkungan alam, dipilih unsur-unsurnya
yang perlu dimasukan dalam program pendidikan kemudian dibuat GBPP.
F.
Ruang Lingkup
Muatan Lokal
Ruang
lingkup dari muatan lokal meliputi:
1.
Lingkup Keadaan dan Kebutuhan Daerah. Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang
terdapat didaerah tertentu yang pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam,
lingkungan social ekonomi, dan lingkungan sosial budaya. Kebutuhan daerah
adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah,
khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat
tersebut, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah
yang bersangkutan. Kebutuhan daerah tersebut misalnya kebutuhan untuk:
a.
Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah
b.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu, sesuai dengan
keadaan perekonomian daerah
c.
Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan sehari-hari, dan
menunjang pemberdayaan individu dalam melakukan belajar lebih lanjut (belajar
sepanjang hayat)
d.
Meningkatkan kemampuan berwirausaha.
2.
Lingkup isi/jenis muatan lokal, dapat berupa: bahasa daerah, bahasa Inggris,
kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan
pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-ha!
yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.
Daftar
Pustaka
Dr.E
Mulyasa, mpd,2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.PT Rosdakarya
Bandung
Prof.Dr.SuharsimiArikunto.2008.ManajemenPendidikan.ed.1.Aditya Media.Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar