Selasa, 22 November 2016

Apa itu "Gerakan Back to The Basic" ?



Pengajaran Matematika Modern sebagai pengganti pengajaran Matematika Tradisional mendapat kritikan tajam dalam beberapa hal yaitu: (1) prestasi belajar siswa pada hampir semua negara yang mengajarkan Matematika Modern pada waktu itu, turun drastis dan lebih rendah dari mata pelajaran yang lain, (2) terlalu axiomatik-deduktif, dan abstrak, (3) kurang kaitannya dengan bidang studi lain dan  miskin dengan unsur pedagogik, (4) hanya cocok untuk siswa yang pintar saja dan (5) terdapat sejumlah topik-topik baru yang kurang bermanfaat. Bahkan disebutkan bahwa pengajaran Matematika Modern direkayasa oleh matematikawan untuk kepentingan matematika, bukan untuk kepentingan pembelajaran matematika. Adalah Prof Morris Kline yang paling menantang matematika modern menulis “. . . the text were written by pure mathematicians, who are not interested in the connections of mathematics with the real world nor in the mathematics, used in science and engineering….” selanjutnya ia mengatakan , “. . . their interest was to develop future mathematicians, but because they over looked the pedagogy they failed even in the task”. (Kline, 1973, p. 157).

Berdasarkan sejumlah kritikan tajam dan bahkan penolakan terhadap Matematika Modern tersebut, maka muncullah gerakan Back to the Basic, yaitu kembali ke pengajaran Matematika Tradisional atau paling tidak, terdapat sejumlah topik-topik yang baru, kembali dihilangkan, termasuk Himpunan dan Bilangan Dasar, selain sepuluh. Tanggapan balik terhadap gerakan Back to the Basic kembali muncul dari pakar matematika murni sebagaimana diungkapkan oleh Reys, et.al (1984), “in response to what mathematics educators perceived as a potentially dangerous narrowing of the mathematics curriculum by those advocating a “return to the basic” in the 1970s, the . . . “.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa, gerakan pembaharuan pengajaran Matematika Modern dan gerakan Back to the Basic merupakan program perseteruan ilmiah antara kubu matematikawan dengan pendidik matematika pada saat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar