Rabu, 23 November 2016

Filsafat Pendidikan Esensialisme




Esensialisme menunjuk pada pendekatan pendidikan “Tradisional” atau  “Back to the Basics”. Karena filsafatnya berupaya menanamkan pada siswa hal-hal yang bersifat esensial dari pengetahuan akademik dan perkembangan karakter.
Istilah esensialisme pada awalnya dikenalkan oleh seorang edukator amerika serikat bernama William Bagley pada tahun 1930-an. Namun demikian, filsafat itu sendiri telah menjadi pendekatan yang dominan di AS sejak permulaan sejarah AS. Pada awal abad ke-20, esensialisme dikecam karena dianggap terlalu kaku untuk mempersiapkan siswa secara memadai untuk kehidupan dewasa. Akan tetapi dengan peluncuran sputnik pada tahun 1957 minat terhadap esensialisme hidup kembali.

·         Landasan Filosofis Esensialisme
Di Amerika Serikat esensialisme didasarkan pada suatu filsafat konservatif yang menerima struktur sosial,politik, dan ekonomi dari masyarakat Amerika Serikat. Aliran ini berpandangan bahwa sekolah-sekolah tidak seharusnya mencoba secara radikal membentuk kembali masyarakat. Tetapi lebih tepatnya sekolah-sekolah di Amerika Serikat seharusnya mentransmisikan nilai-nilai moral dan pengetahuan intelektual tradisioanal yang diperlukan oleh para siswa untuk menjadi warga negara teladan. Dan para esensialis berpandangan bahwa para guru seharusnya menanamkan nilai-nilai luhur tradisional AmerikaSerikatsebagai penghargaan bagi otoritas ketekunan,kesetiaan pada tugas,pertimbangan terhadap orang lain, dan praktikularitas.

·         Ruang Kelas
Para esensialis menegaskan agar keterampilan-keterampilan akademik dan pengetahuan yang paling esensial atau mendasar diajarkan kepada semua siswa. Yaitu disiplin-disiplin ilmu tradisional seperti matematika,sains alam, sejarah, bahasa asing, dan sastra akan membentuk fondasi dari kurikulum esensial. Dan tidak menyukai mata pelajaran yang bersifat vokasionalis (terkait pada profesi).
Program-program pada kurikulum esensialis bersifat ketat secara akademik, baik bagi siswa yang cepat atau yang lambat. A Nation at Risk mengungkapkan bahwa penekanan esensialis itu ketat, karena menuntut hari sekolah yang lama, tahun akademik yang lebih panjang, dan buku-buku teks yang lebih matang.
Para esensialis memandang bahwa ruang kelas-ruang kelas yang lebih lebih diorientasikan pada guru. Secara ideal guru bertindak sebagai model peran dan moral bagi siswa. Guru-guru esensialis sangat berfokus pada nilai-nilai pencapaian sebagai alat untuk mengevaluasi kemajuan siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar