Senin, 21 November 2016

Open-ended: Sejarah Pendekatan Open-Ended



Sejarah mengenai pendekatan open-ended yang disajikan berikut ini dikembangkan berdasarkan tulisan Becker dan Shimada (1997) berjudul The Open-Ended Approach: A New Proposal for Teaching Mathematics. Antara tahun 1971 dan 1976 para ahli pendidikan matematika Negara Jepang melakukan serangkaian penelitian yang berfokus pada pengembangan metode evaluasi untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam pendidikan matematika. Rangkaian penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1.       Studi pengembangan metoda evaluasi dalam pendidikan matematika, tahun 1971.
2.       Studi pengembangan metoda evaluasi dan analisis pengaruh faktor-faktor belajar dalam pendidikan matematika, tahun 1972-1973
3.       Studi pengembangan metoda evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam keterampilan berpikir matematik tingkat tinggi, tahun 1974-1976.


Ada tiga jenis soal, yaitu:
  1. Close Taks (pertanyaan tertutup) yaitu soal yang mempunyai satu jawaban benar dengan satu cara penyelesaian.
  2. Open Middle Taks (pertanyaan setengah terbuka) yaitu soal yang mempunyai satu jawaban benar dengan banyak cara penyelesaian.
  3. Open-ended Taks (pertanyaan terbuka terselesaikan) yaitu soal yang mempunyai satu jawaban dengan banyak cara penyelesaian.
Pendekatan open-ended merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir bebas dalam menyelesaikan suatu masalah sesuai dengan cara mereka sendiri. Menurut Shimada (Zahrotusshobah,2010), pendekatan open-ended adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki kebenaran penyelesaian masalah lebih dari satu, sehingga dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam menyelesaikan masalah melalui barbagai cara yang berbeda.

Menurut Suryadi (Ali, dkk., 2007) masalah yang diformulasikan sedemikian hingga memungkinkan variasi jawaban benar baik dari aspek cara maupun hasilnya disebut masalah open-ended. Ketika siswa dihadapkan dengan suatu masalah yang menuntut mereka untuk mengembangkan metode dan cara berbeda dalam upaya memperoleh jawaban yang benar, maka sebenarnya mereka dihadapkan dengan sebuah masalah yang bersifat open-ended. Siswa tidak hanya menentukan jawaban yang benar atas soal permasalahan yang diberikan, melainkan mereka dituntut juga untuk menjelaskan bagaimana caranya sampai pada jawaban yang benar tersebut. Masalah yang bisa diangkat sebagai materi pembelajaran dapat diperoleh dari masalah yang terdapat pada kehidupan sehari-hari atau masalah-masalah yang dapat dipahami oleh pikiran siswa. Melalui masalah itu siswa akan dibawa kepada konsep matematika melalui reinvetionatau melalui discovery.

Menurut Nohda (Kusmiyati, 2007) bahwa tujuan belajaran open-ended yaitu membawa siswa lebih mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematisnya melalui problem solving secara simultan. Penggunaan pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran matematika itu sendiri melalui pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak luput dari yang namanya masalah. Masalah sangat beragam jenisnya tergantung pada sudut pandang seseorang menyikapi masalah tersebut. Setiap masalah harus tahu bagaimana cara penyelesaiaannya Untuk memecahkan masalah diperlukan beberapa informasi atau data yang bisa menjadi indikator dari permasalahan tersebut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar