Sabtu, 31 Desember 2016

Filsafat: Pertanyaanku Untuk Aku



      Waktu terus berganti. Untuk Tahun 2016, terima kasih Ya Allah engkau berikan ku kesempatan untuk tetap hidup di dunia Mu. Naik-turunnya iman, suka-dukanya perasaan dan naik-turunnya mental telah ku alami sepanjang tahun 2016 ini.
      Membahas mengenai Filosofi Kehidupan tentu banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang akan terlontar dari setiap sudut bibir tiap-tiap manusia. Pertanyaan yang terlontar merupakan renungan terhadap diri sendiri atas eksistensi diri di atas muka bumi ini. Mulai dari pertanyaan siapa aku, darimana aku berasal, untuk apa aku di ciptakan, mau kemana aku setelah ini.
Sebagai kajian awal dalam merefleksikan diri, saya mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang paling mendasar dan tidak pernah habis oleh jaman dan telah lama mengutuk di dalam pikiran setiap orang.

Siapa aku?
Aku adalah salah satu manusia yang telah lahir di muka bumi ini. Bumi adalah salah satu planet yang ada di galaksi bima sakti. Planet itu hijau dan kabarnya hanya satu-satunya planet yang di huni oleh manusia.
Lalu siapa manusia itu?
Dalam ilmu mantiq (logika) manusia disebut sebagai Al-Insanu hayawanun nathiq (manusia adalah binatang yang berfikir). Nathiq sama dengan berkata-kata dan mengeluarkan pendapatnya berdasarkan pikirannya. Sebagai binatang yang berpikir manusia berbeda dengan hewan. Walau pada dasarnya fungsi tubuh dan fisiologis manusia tidak berbeda dengan hewan, namun hewan lebih mengandalkan fungsi-fungsi kebinatangannya, yaitu naluri, pola-pola tingkah laku yang khas, yang pada gilirannya fungsi kebinatangan juga ditentukan oleh struktur susunan syaraf bawaan.
Menurut Aristoteles yang merupakan seorang filosof besar Yunani mengemukakan bahwa manusia adalah hewan yang berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya, yang berbicara berdasarkan akal-pikirannya. Juga manusia adalah hewan yang berpolitik (zoonpoliticon, political animal), hewan yang membangun masyarakat di atas famili-famili menjadi pengelompokkan yang impersonal dari pada kampung dan negara. Manusia berpolitik karena ia mempunyai bahasa yang memungkinkan ia berkomunikasi dengan yang lain. Dan didalam masyarakat manusia mengenal adanya keadilan dan tata tertib yang harus dipatuhi. Ini berbeda dengan binatang yang tidak pernah berusaha memikirkan suatu cita keadilan.

   Setelah mengenal aku sebagai manusia, kita akan beralih ke pertanyaan selanjutnya yaitu,
Darimana manusia berasal?
Dalam kajian metafisika, akan ditemukan teori yang memandang bahwa keberadaan sesuatu dibalik atau di belakang fisik. Dalam teori ini manusia dipandang dari dua hal yakni: a.) Fisik, yang terdiri dari zat, artinya bahwa manusia tercipta terdiri dari beberapa sel, yang dapat di indera dengan panca indera. b) Ruh, manusia identik dengan jiwa yang mencakup imajinasi, gagasan, perasaan dan penghayatan semua itu tidak dapat diindera dengan panca indera. Namun saya lebih tetarik membahas darimana manusia berasal dari fisiknya.
   Secara biologis eksistensi aku sebagai manusia berasal dari campuran sel sperma dari laki-laki dan sel ovum dari perempuan yang selanjutnya terjadi pembuahan dalam rahim perempuan dan dengan proses tertentu (baca : proses tercipta manusia ) dan dengan waktu tertentu serta takdir yang sudah di atur oleh Allah SWT, maka terlahirlah "aku" manusia baru dalam dunia ini.
Intinya yang mau saya katakan disini adalah saya sudah tidak lagi memperdebatkan dari Manusia berasal seperti yang disampaikan melalui Teori Evolusi Darwin, Karena bagi saya masalah ini sudah Final bahwa ada sebab Mutlak yang menciptakan Manusia dan itu adalah Tuhan.

Lalu untuk apa manusia diciptakan?
Apakah guna nya mereka diciptakan?
   Pada pertayaan kali ini, saya mengkaitkan dalam ranah Agama. Lebih tepatnya agama Islam yang merupakan agama yang saya anut sejak saya di ciptakan. Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kecuali orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR Bukhari). Dan saya sangat bersyukur karena kedua orang tua saya beragama Islam, sehingga setelah saya lahir saya tetap beragama islam, agama yang di ridhoi oleh Allah swt.
  
Maka Allah menjelaskan dalam Firman-Nya melalui Al-Quran yang Artinya  “ Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu.” (adz-Dzariyat: 56).
Jika Allah menciptakan "Aku" hanya semata-mata beribadah kepadanya, maka kenapa kita harus melakukan Aktivitas lain selain beribadah ? Kenapa Kita Harus Belajar, Sekolah, bekerja, dan lain-lain?
Karena sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia dengan Akal nya untuk berfikir dan berfikir membutuhkan ilmu pengetahuan lain. Maka dari itu setiap aktivitas yang baik, akan di hitung sebagai ibadah oleh Allah seperti belajar, membantu orang tua dan lain-lain. Intinya pengetahun lain untuk memahami Alquran, agar bisa  kita tahu secara persis mana yang betul-betul menjadi perintah-Nya dan mana yang menjadi larangan-Nya.

Lalu, Mau kemana manusia setelah ini?
   Dalam Alquran Allah Firman yang artinya “ Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?(QS Al-Mukminun ayat 115)
   Dari Firman tersebut dapat dipahami bahwa Setelah Kehidupan di Dunia maka ada Kehidupan selanjutnya yang harus kita jalani. 
Lantas berapa lama lagi kita dapat hidup di dunia ini ? 
Lantas masih berapa lama lagi kita hidup di dunia selanjutnya ? 
Dalam Islam, kita percaya akan kehidupan setelah mati. Yang dimaksud kehidupan setelah mati dalam Islam bukanlah seperti yang kita jalani di dunia ini, bukan juga sebuah reinkarnasi. Namun yang dimaksud kehidupan setelah mati dalam Islam adalah kehidupan yang akan dijalani dengan kekal abadi di akhirat. Namun, sebelum menuju kehidupan kekal di akhirat sekarang ini kita hidup di dunia ini. Dan di dunia ini kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk beribadah dan berbuat amal baik, karena hal itu akan bermanfaat di akhirat kelak. Untuk itu, sebelum kita menuju akhirat sangat penting bagi kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, baik dalam hal ibadah maupun yang lainnya. Selain itu, kita juga harus mentaati apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi segala yang dilarang dan diharamkan-Nya. Karena hal itu dapat menyelamatkan kita di hari pembalasan kelak, karena setelah mati ada banyak tahapan dan perjalanan yang akan kita lalui dan tahap-tahap perjalanan manusia setelah mati akan dimulai dari berbagai tahap yaitu, a) alam kubur, b) hari kebangkitan, c) padang mahsyar, d) hisab, e) melewati jembatan sirath f) surga/neraka.
Dan pertanyaan terakhir, mengapa aku mempertanyakan ini?
Setelah saya yakin bahwa benar ada kehidupan setelah kematian di dunia ini, mengapa saya yang terpilih untuk hidup di dunia ini, maka kita sebagai salah satu manusia yang terpilih, perlu tahu apa yang harus kita siapkan sebagai bekal diakhirat nantinya. Semoga apa yang dapat saya sampaikan kali ini dapat merefleksikan diri, sebagai makhluk Tuhan dan dapat melaksanakan perintah yang sudah di tetapkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

2 komentar: