Sabtu, 10 Desember 2016

Hubungan Filsafat Dengan Sosiologi Ilmu

Individu yang lahir dalam lingkup masyarakat tentunya sangat membutuhkan orang lain. Individu tersebut berinteraksi dengan masyarakat sepanjang hidupnya. Masyarakat adalah tempat kepribadian mereka tumbuh. Dari pengalamannya di masyarakat seseorang dapat mengetahui cara memenuhi kebutuhan hidupnya, mengenal hal-hal yang baik dan buruk serta mengetahui aturan-aturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Interaksi manusia dalam masyarakatnya juga menimbulkan suatu ilmu yang bernama sosiologi. "Sosiologi" terdiri dari dua kata: socius, yang berarti pendamping atau asosiasi, dan logo, yang berarti ilmu atau belajar. Makna etimologis dari "sosiologi" demikian ilmu masyarakat.
 
Bangsa barat Auguste Comte sebagai Bapak Sosiologi Modern.  Ia mengatakan bahwa Kajian tentang kehidupan sosial manusia disebut dengan kata sisiologi. Karena manusia yang menjadi objek kajian sosiologi itu bersifat dinamis maka para pemikir meninjau pengertian sosiologi dari berbagai sudut pandang, antara lain:
 
1.     Max weber, sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial. Tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan dan berorientasi pada perilaku orang lain.
 
2.    Selo Soemirdjan dan Soelaeman Soemardi, menurut mereka sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
 
3.    Soerjono soekanto, sosiologi merupakan ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
 
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat dimana di dalamnya mempelajari tentang pola tingkah laku seseorang dengan lingkungannya. Sosiologi memaknai metode observasi dan berusaha menerangkan sebab-musabab suatu gejala sosial yang konkrit dari keadaannya yang lebih luas. Maka sosiologi tetap berada di bidang kejadian yang dapat diobservasi. Dari pernyataan tersebut menimbulkan suatu pemahaman bahwa dalam mencari atau menemukan ilmu sosiologi berawal dari kegiatan berpikir, mencari tahu dan melakukan observasi. Proses pencarian tersebut dapat juga dianamakan sebagai proses berfilsafat. Lalu, apakah filsafat dan sosilogi itu berhubungan? Ya benar. Hal ini akan di jelaskan sebagai berikut.
 
Hubungan antara filsafat ilmu dan sosiologi ilmu. Sosiologi ilmu adalah sebuah disiplin yang secara teoritis berusaha menganalisis kaitan antar pengetahuan dengan kehidupan secara metodologis berupaya menelusuri bentuk-bentuk yang diambil oleh kaitan itu dalam perkembangan intelektual manusia. Sosiologi adalah ilmu sosial yang dulunya berinduk pada ilmu filsafat. Dengan demikian pokok=pokok pikiran sosiologi tidak bisa terlepas dari pemikiran para ahli filsafat yang mengkaji tentang kehidupan manusia. Sudah menjadi sifat bawaannya, bahwa sosiologi sejak berkembang hingga dewasa ini menjadi disiplin yang berdiri sendiri, yang selalu berada di dalam suasana pergulatan pemikiran dikalangan tokoh-tokohnya. Sosiologi memberikan informasi yang cukup tentang adanya keterkaitan antara proses keilmuan tertentu dengan faktor-faktor lain diluar keilmuan misalnya ideologi, tradisi keagamaan, otoritas politik, ekonomi dan lain-lain. Dimana kita mengetahui pada zaman Thales yakni ketika dia berhenti di wilayah Mesir, dia melihat keadaan masyarakat dimana mereka sangat membutuhkan air, dari situlah muncul pernyataan dia bahwa air adalah sesuatu yang penting setelah dia melihat keadaan di wilayah tersebut. Inilah yang menjadikan filsafat sangat berhubungan dengan sosiologi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar