Waktu terus berganti. Untuk Tahun 2016, terima kasih Ya Allah engkau berikan ku kesempatan untuk tetap hidup di dunia Mu. Naik-turunnya iman, suka-dukanya perasaan dan naik-turunnya mental telah ku alami sepanjang tahun 2016 ini.
Membahas mengenai Filosofi Kehidupan tentu banyak sekali
pertanyaan-pertanyaan yang akan terlontar dari setiap sudut bibir tiap-tiap
manusia. Pertanyaan yang terlontar merupakan renungan terhadap diri sendiri
atas eksistensi diri di atas muka bumi ini. Mulai dari pertanyaan siapa aku,
darimana aku berasal, untuk apa aku di ciptakan, mau kemana aku setelah ini.
Sebagai
kajian awal dalam merefleksikan diri, saya mencoba untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang paling mendasar dan tidak pernah habis oleh jaman
dan telah lama mengutuk di dalam pikiran setiap orang.
Siapa aku?
Siapa aku?
Aku
adalah salah satu manusia yang telah lahir di muka bumi ini. Bumi adalah salah
satu planet yang ada di galaksi bima sakti. Planet itu hijau dan kabarnya hanya
satu-satunya planet yang di huni oleh manusia.
Lalu
siapa manusia itu?
Dalam ilmu mantiq (logika) manusia
disebut sebagai Al-Insanu hayawanun nathiq (manusia adalah binatang yang berfikir).
Nathiq sama dengan berkata-kata dan mengeluarkan pendapatnya berdasarkan
pikirannya. Sebagai binatang yang berpikir manusia berbeda dengan hewan. Walau
pada dasarnya fungsi tubuh dan fisiologis manusia tidak berbeda dengan hewan,
namun hewan lebih mengandalkan fungsi-fungsi kebinatangannya, yaitu naluri,
pola-pola tingkah laku yang khas, yang pada gilirannya fungsi kebinatangan juga
ditentukan oleh struktur susunan syaraf bawaan.
Menurut Aristoteles yang merupakan seorang
filosof besar Yunani mengemukakan bahwa manusia adalah hewan yang berakal
sehat, yang mengeluarkan pendapatnya, yang berbicara berdasarkan
akal-pikirannya. Juga manusia adalah hewan yang berpolitik (zoonpoliticon,
political animal), hewan yang membangun masyarakat di atas famili-famili
menjadi pengelompokkan yang impersonal dari pada kampung dan negara. Manusia
berpolitik karena ia mempunyai bahasa yang memungkinkan ia berkomunikasi dengan
yang lain. Dan didalam masyarakat manusia mengenal adanya keadilan dan tata
tertib yang harus dipatuhi. Ini berbeda dengan binatang yang tidak pernah
berusaha memikirkan suatu cita keadilan.
Setelah mengenal aku sebagai manusia, kita akan beralih ke pertanyaan selanjutnya yaitu,
Darimana manusia berasal?
Setelah mengenal aku sebagai manusia, kita akan beralih ke pertanyaan selanjutnya yaitu,
Darimana manusia berasal?
Dalam
kajian metafisika, akan ditemukan teori yang memandang bahwa keberadaan sesuatu
dibalik atau di belakang fisik. Dalam teori ini manusia dipandang dari dua hal
yakni: a.) Fisik, yang terdiri dari zat, artinya bahwa manusia tercipta terdiri
dari beberapa sel, yang dapat di indera dengan panca indera. b) Ruh, manusia
identik dengan jiwa yang mencakup imajinasi, gagasan, perasaan dan penghayatan
semua itu tidak dapat diindera dengan panca indera. Namun saya lebih tetarik
membahas darimana manusia berasal dari fisiknya.
Secara biologis eksistensi aku sebagai manusia berasal dari campuran sel sperma dari laki-laki dan sel ovum dari perempuan yang selanjutnya terjadi pembuahan dalam rahim perempuan dan dengan proses tertentu (baca : proses tercipta manusia ) dan dengan waktu tertentu serta takdir yang sudah di atur oleh Allah SWT, maka terlahirlah "aku" manusia baru dalam dunia ini. Intinya yang mau saya katakan disini adalah saya sudah tidak lagi memperdebatkan dari Manusia berasal seperti yang disampaikan melalui Teori Evolusi Darwin, Karena bagi saya masalah ini sudah Final bahwa ada sebab Mutlak yang menciptakan Manusia dan itu adalah Tuhan.
Secara biologis eksistensi aku sebagai manusia berasal dari campuran sel sperma dari laki-laki dan sel ovum dari perempuan yang selanjutnya terjadi pembuahan dalam rahim perempuan dan dengan proses tertentu (baca : proses tercipta manusia ) dan dengan waktu tertentu serta takdir yang sudah di atur oleh Allah SWT, maka terlahirlah "aku" manusia baru dalam dunia ini. Intinya yang mau saya katakan disini adalah saya sudah tidak lagi memperdebatkan dari Manusia berasal seperti yang disampaikan melalui Teori Evolusi Darwin, Karena bagi saya masalah ini sudah Final bahwa ada sebab Mutlak yang menciptakan Manusia dan itu adalah Tuhan.
Lalu untuk apa manusia diciptakan?
Apakah guna nya mereka diciptakan?
Pada
pertayaan kali ini, saya mengkaitkan dalam ranah Agama. Lebih tepatnya agama
Islam yang merupakan agama yang saya anut sejak saya di ciptakan. Dari
Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Setiap anak dilahirkan
dalam keadaan fitrah, kecuali orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani
atau Majusi.” (HR Bukhari). Dan saya sangat bersyukur karena kedua orang
tua saya beragama Islam, sehingga setelah saya lahir saya tetap beragama islam,
agama yang di ridhoi oleh Allah swt.
Maka Allah menjelaskan dalam
Firman-Nya melalui Al-Quran yang Artinya “ Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu.” (adz-Dzariyat: 56).
Jika Allah menciptakan
"Aku" hanya semata-mata beribadah kepadanya, maka kenapa kita harus
melakukan Aktivitas lain selain beribadah ? Kenapa Kita Harus Belajar, Sekolah,
bekerja, dan lain-lain?
Karena sesungguhnya Allah telah
menciptakan manusia dengan Akal nya untuk berfikir dan berfikir membutuhkan
ilmu pengetahuan lain. Maka dari itu setiap aktivitas yang baik, akan di hitung
sebagai ibadah oleh Allah seperti belajar, membantu orang tua dan lain-lain.
Intinya pengetahun lain untuk memahami Alquran, agar bisa kita tahu
secara persis mana yang betul-betul menjadi perintah-Nya dan mana yang menjadi
larangan-Nya.
Lalu, Mau
kemana manusia setelah ini?
Dalam
Alquran Allah Firman yang artinya “ Maka apakah kamu mengira, bahwa
Sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu
tidak akan dikembalikan kepada Kami?(QS Al-Mukminun ayat 115)
Dari
Firman tersebut dapat dipahami bahwa Setelah Kehidupan di Dunia maka ada
Kehidupan selanjutnya yang harus kita jalani.
Lantas berapa lama lagi kita dapat
hidup di dunia ini ?
Lantas masih berapa lama lagi kita
hidup di dunia selanjutnya ?
Dalam
Islam, kita percaya akan kehidupan setelah mati. Yang dimaksud kehidupan
setelah mati dalam Islam bukanlah seperti yang kita jalani di dunia ini, bukan
juga sebuah reinkarnasi. Namun yang dimaksud kehidupan setelah mati dalam Islam
adalah kehidupan yang akan dijalani dengan kekal abadi di akhirat. Namun,
sebelum menuju kehidupan kekal di akhirat sekarang ini kita hidup di dunia ini.
Dan di dunia ini kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk beribadah dan berbuat
amal baik, karena hal itu akan bermanfaat di akhirat kelak. Untuk itu, sebelum
kita menuju akhirat sangat penting bagi kita untuk berlomba-lomba dalam
kebaikan, baik dalam hal ibadah maupun yang lainnya. Selain itu, kita juga
harus mentaati apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi segala
yang dilarang dan diharamkan-Nya. Karena hal itu dapat menyelamatkan kita di
hari pembalasan kelak, karena setelah mati ada banyak tahapan dan perjalanan
yang akan kita lalui dan tahap-tahap perjalanan manusia setelah mati akan
dimulai dari berbagai tahap yaitu, a) alam kubur, b) hari kebangkitan, c)
padang mahsyar, d) hisab, e) melewati jembatan sirath f) surga/neraka.
Dan
pertanyaan terakhir, mengapa aku mempertanyakan ini?
Setelah saya yakin bahwa benar ada
kehidupan setelah kematian di dunia ini, mengapa saya yang terpilih untuk hidup
di dunia ini, maka kita sebagai salah satu manusia yang terpilih, perlu tahu
apa yang harus kita siapkan sebagai bekal diakhirat nantinya. Semoga apa yang
dapat saya sampaikan kali ini dapat merefleksikan diri, sebagai makhluk Tuhan
dan dapat melaksanakan perintah yang sudah di tetapkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.