Esensialisme menunjuk pada pendekatan
pendidikan “Tradisional” atau “Back to
the Basics”. Karena filsafatnya berupaya menanamkan pada siswa hal-hal yang
bersifat esensial dari pengetahuan akademik dan perkembangan karakter.
Istilah esensialisme pada awalnya dikenalkan
oleh seorang edukator amerika serikat bernama William Bagley pada tahun
1930-an. Namun demikian, filsafat itu sendiri telah menjadi pendekatan yang
dominan di AS sejak permulaan sejarah AS. Pada awal abad ke-20, esensialisme
dikecam karena dianggap terlalu kaku untuk mempersiapkan siswa secara memadai
untuk kehidupan dewasa. Akan tetapi dengan peluncuran sputnik pada tahun 1957
minat terhadap esensialisme hidup kembali.
·
Landasan
Filosofis Esensialisme
Di Amerika Serikat esensialisme didasarkan
pada suatu filsafat konservatif yang menerima struktur sosial,politik, dan
ekonomi dari masyarakat Amerika Serikat. Aliran ini berpandangan bahwa
sekolah-sekolah tidak seharusnya mencoba secara radikal membentuk kembali
masyarakat. Tetapi lebih tepatnya sekolah-sekolah di Amerika Serikat seharusnya
mentransmisikan nilai-nilai moral dan pengetahuan intelektual tradisioanal yang
diperlukan oleh para siswa untuk menjadi warga negara teladan. Dan para
esensialis berpandangan bahwa para guru seharusnya menanamkan nilai-nilai luhur
tradisional AmerikaSerikatsebagai penghargaan bagi otoritas ketekunan,kesetiaan
pada tugas,pertimbangan terhadap orang lain, dan praktikularitas.
·
Ruang
Kelas
Para esensialis menegaskan agar
keterampilan-keterampilan akademik dan pengetahuan yang paling esensial atau
mendasar diajarkan kepada semua siswa. Yaitu disiplin-disiplin ilmu tradisional
seperti matematika,sains alam, sejarah, bahasa asing, dan sastra akan membentuk
fondasi dari kurikulum esensial. Dan tidak menyukai mata pelajaran yang
bersifat vokasionalis (terkait pada profesi).
Program-program pada kurikulum esensialis
bersifat ketat secara akademik, baik bagi siswa yang cepat atau yang lambat. A
Nation at Risk mengungkapkan bahwa penekanan esensialis itu ketat, karena
menuntut hari sekolah yang lama, tahun akademik yang lebih panjang, dan
buku-buku teks yang lebih matang.
Para esensialis memandang bahwa ruang
kelas-ruang kelas yang lebih lebih diorientasikan pada guru. Secara ideal guru
bertindak sebagai model peran dan moral bagi siswa. Guru-guru esensialis sangat
berfokus pada nilai-nilai pencapaian sebagai alat untuk mengevaluasi kemajuan
siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar