Pendekatan open-ended sebagai sebuah
pendekatan pembelajaran yang menekankan pada aktivitas belajar siswa dalam
pemecahan masalah memiliki beberapa pijakan teori belajar, diantaranya:
1.
Teori Belajar Kognitif
Pada proses pembelajaran
teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar
itu sendiri. Belajar merupakan suatu aktifitas yang berkaitan dengan penataan
informasi dan reorganisasi perseptual yang berlangsung dalam proses internal.
Menurut Piaget, pada umumnya seorang siswa akan memperoleh kecakapan intelektual melalui
proses pencarian keseimbangan antara apa yang mereka ketahui dan mereka rasakan
dengan dengan apa yang mereka lihat pada situasi baru sebagai suatu pengalaman
atau permasalahan. Apabila siswa mampu mengatasi permasalan pada situasi baru
tersebut, maka keseimbangan mereka tidak akan terganggu, dan jika tidak maka ia
harus melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Pendapat lain dari Piaget
(Sagala, 2006) bahwa terdapat dua proses yang terjadi dalam perkembangan
kognitif siswa, yaitu asimilasi dan akomodasi. Proses asimilasi bisa diartikan
sebagai proses penyesuaian informasi baru dengan apa yang telah diketahui,
sedangkan dalam proses akomodasi siswa membangun kembali atau mengubah apa yang
telah diketahui sebelumnya sehingga memunculkan pengetahuan baru yang lebih
berkembang.
Menurut Bruner, Pembelajaran harus memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar sendiri
melalui aktivitas menemukan (discovery). Proses belajar akan berjalan
dengan baik jika guru mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan
suatu konsep atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam
kehidupannya.
Menurut Ausubel, belajar seharusnya merupakan kegiatan yang bermakna bagi siswa. Materi yang
dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa dalam bentuk struktur kognitif. Gagasan yang
dikembangkan oleh Ausubel inilah yang kemudian kita kenal dengan proses
pembelajaran yang bermakna.
2. Teori Belajar Konstruktivisme
Teori belajar
konstruktivisme menekankan bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada
dan orang lain tinggal menerimanya, tetapi pengetahuan lebih diartikan sebagai
suatu pembentukan kognitif oleh siswa terhadap objek, pengalaman, maupun
lingkungannya. Proses belajar akan terjadi secara efisien dan efektif apabila siswa belajar secara kooperatif dalam suasana dan
lingkungan yang mendukung, serta adanya bimbingan seseorang guru atau orang
yang lebih mampu lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar