Sejarah mengenai pendekatan open-ended yang
disajikan berikut ini dikembangkan berdasarkan tulisan Becker dan Shimada
(1997) berjudul The Open-Ended Approach: A New Proposal for Teaching
Mathematics. Antara tahun 1971 dan 1976 para ahli pendidikan matematika Negara
Jepang melakukan serangkaian penelitian yang berfokus pada pengembangan metode
evaluasi untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam pendidikan
matematika. Rangkaian penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Studi pengembangan metoda evaluasi dalam
pendidikan matematika, tahun 1971.
2.
Studi pengembangan metoda evaluasi dan analisis
pengaruh faktor-faktor belajar dalam pendidikan matematika, tahun 1972-1973
3.
Studi pengembangan metoda evaluasi untuk
mengukur kemampuan siswa dalam keterampilan berpikir matematik tingkat tinggi,
tahun 1974-1976.
Ada tiga jenis soal, yaitu:
- Close Taks (pertanyaan tertutup) yaitu soal yang mempunyai satu jawaban benar dengan satu cara penyelesaian.
- Open Middle Taks (pertanyaan setengah terbuka) yaitu soal yang mempunyai satu jawaban benar dengan banyak cara penyelesaian.
- Open-ended Taks (pertanyaan terbuka terselesaikan) yaitu soal yang mempunyai satu jawaban dengan banyak cara penyelesaian.
Pendekatan open-ended merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran yang bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir bebas dalam menyelesaikan suatu masalah sesuai dengan cara mereka
sendiri. Menurut Shimada (Zahrotusshobah,2010), pendekatan open-ended adalah pendekatan pembelajaran yang
menyajikan suatu permasalahan yang memiliki kebenaran penyelesaian masalah
lebih dari satu, sehingga dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk
memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam menyelesaikan masalah melalui
barbagai cara yang berbeda.
Menurut Suryadi (Ali, dkk., 2007) masalah yang diformulasikan sedemikian hingga memungkinkan
variasi jawaban benar baik dari aspek cara maupun hasilnya disebut
masalah open-ended. Ketika siswa dihadapkan dengan suatu masalah
yang menuntut mereka untuk mengembangkan metode dan cara berbeda dalam upaya
memperoleh jawaban yang benar, maka sebenarnya mereka dihadapkan dengan sebuah
masalah yang bersifat open-ended. Siswa tidak hanya menentukan
jawaban yang benar atas soal permasalahan yang diberikan, melainkan mereka
dituntut juga untuk menjelaskan bagaimana caranya sampai pada jawaban yang
benar tersebut. Masalah yang bisa diangkat sebagai materi pembelajaran
dapat diperoleh dari masalah yang terdapat pada kehidupan sehari-hari atau
masalah-masalah yang dapat dipahami oleh pikiran siswa. Melalui masalah itu
siswa akan dibawa kepada konsep matematika melalui reinvetionatau
melalui discovery.
Menurut Nohda (Kusmiyati, 2007) bahwa tujuan belajaran open-ended yaitu
membawa siswa lebih mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematisnya
melalui problem solving secara simultan. Penggunaan pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika
diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran matematika itu sendiri
melalui pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Di dalam kehidupan
sehari-hari, manusia tidak luput dari yang namanya masalah. Masalah sangat
beragam jenisnya tergantung pada sudut pandang seseorang menyikapi masalah
tersebut. Setiap masalah harus tahu bagaimana cara penyelesaiaannya Untuk
memecahkan masalah diperlukan beberapa informasi atau data yang bisa menjadi
indikator dari permasalahan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar