Kesenian adalah keahlian dan keterampilan
manusia untuk menciptakan dan melahirkan hal-hal yang bernilai indah. Ukuran
keindahannya tergantung pada kebudayaan setempat, karena kesenian sebagai salah
satu unsur kebudayaan. Dari segi macam-macamnya, kesenian itu terdapat banyak
macamnya, dari yang bersumber pada keindahan suara dan pandangan sampai pada
perasaan, bahkan mungkin menyentuh spiritual.
Ada tanda-tanda kesenian Banten itu merupakan
kesenian peninggalan sebelum Islam dan dipadu atau diwarnai dengan agama Islam.
Misalnya arsitektur mesjid dengan tiga tingkat sebagai simbolisasi Iman, Islam,
Ihsan, atau Syari’at, tharekat, hakekat. Arsitektur seperti ini berlaku di
seluruh masjid di Banten. Kemudian ada kecenderungan berubah menjadi bentuk
kubah, dan mungkin pada bentuk apa lagi, tapi yang nampak ada kecenderungan
lepas dari simbolisasi agama melainkan pada seni itu sendiri.
Arsitektur rumah adat yang mengandung filosofi kehidupan keluarga, aturan tabu, dan nilai-nilai prifasi, yang dituangkan dalam bentuk ruangan paralel dengan atap panggung Ikan Pe, dan tiang-tiang penyanggah tertentu. Filosofi itu telah berubah menjadi keindahan fisik sehingga arsitekturnya hanya bermakna aestetik. Mengenai kesenian lain, ada pula yang teridentifikasi kesenian lama (dulu) yang belum berubah, kecuali mungkin kemasannya. Kesenian-kesenian dimaksud ialah:
1. Seni
Debus Surosowan
2. Seni Debus Pusaka Banten
3. Seni Rudat
4. Seni Terbang Gede
5. Seni Patingtung
6. Seni Wayang Golek
7. Seni Saman
8. Seni Sulap-Kebatinan
9. Seni Angklung Buhum
10. Seni Beluk
11. Seni Wawacan Syekh
12. Seni Mawalan
13. Seni Kasidahan
14. Seni Gambus
15. Seni Reog
16. Seni Calung
17. Seni Marhaban
18. Seni Dzikir Mulud
19. Seni Terbang Genjring
20. Seni Bendrong Lesung
21. Seni Gacle
22. Seni Buka Pintu
23. Seni Wayang Kulit
24. Seni Tari Wewe
25. Seni Adu Bedug, dan lain lain.
2. Seni Debus Pusaka Banten
3. Seni Rudat
4. Seni Terbang Gede
5. Seni Patingtung
6. Seni Wayang Golek
7. Seni Saman
8. Seni Sulap-Kebatinan
9. Seni Angklung Buhum
10. Seni Beluk
11. Seni Wawacan Syekh
12. Seni Mawalan
13. Seni Kasidahan
14. Seni Gambus
15. Seni Reog
16. Seni Calung
17. Seni Marhaban
18. Seni Dzikir Mulud
19. Seni Terbang Genjring
20. Seni Bendrong Lesung
21. Seni Gacle
22. Seni Buka Pintu
23. Seni Wayang Kulit
24. Seni Tari Wewe
25. Seni Adu Bedug, dan lain lain.
Kesenian-kesenian tersebut masih tetap ada,
mungkin belum berubah kecuali kemasan-kemasannya, misalnya pada kesenian
kasidah dan gambus. Relevansi kesenian tradisional ini mungkin, jika berkenaan
dengan obyek kajian penelitian maka yang diperlukan adalah orsinilitasnya.
Tetapi jika untuk kepentingan pariwisata maka perlu kemasan yang menarik tanpa
menghilangkan substansinya.
Walaupun mungkin, secara umum
kesenian-kesenian tersebut akan tunduk pada hukum perubahan sehubungan dengan
pengaruh kebudayaan lain. Mungkin karena tidak diminati yang artinya tidak ada
pendukung pada kesenian itu, bisa jadi lama atau tidak, akan punah. Karena itu,
mengenai kesenian yang tidak boleh lepas dari nilai-nilai Kebudayaan Banten,
bisa jadi atau malah harus ada perubahan kemasan.
SUMBER
Fakhruddin, Muhammad. 2012. Inilah Puncak Kejayaan Kesultanan BantenNur,
Finia. 2014. Sejarah Kesultanan Banten Kerajaan Islam di Indonesia http://history-xscience1.blogspot.co.id/2014/05/sejarah-kesultanan-banten-kerajaan.html
SUMBER
Fakhruddin, Muhammad. 2012. Inilah Puncak Kejayaan Kesultanan BantenNur,
Finia. 2014. Sejarah Kesultanan Banten Kerajaan Islam di Indonesia http://history-xscience1.blogspot.co.id/2014/05/sejarah-kesultanan-banten-kerajaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar